TINDAK LANJUT MoU: KPU JAWA BARAT DAN DISDIK JABAR GELAR DISKUSI ONLINE TENTANG MUATAN PEMBELAJARAN PEMILU DAN DEMOKRASI DITINGKAT SMA/SMK/SLB
Bandung, jabar.kpu.go.id – KPU Provinsi Jawa Barat dan Disdik Jabar langsung melakukan diskusi online tentang muatan pembelajaran pemilu dan demokrasi di tingkat SMA/SMK dan SLB, Selasa, (7/9/2021. Diskusi online tersebut kelanjutan awal pasca penandatanganan MoU antar dua lembaga tersebut, satu pekan sebelumnya tentang program pendidikan pemilih berkelanjutan. Diskusi ini mengundang Pemimpin Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono dan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Provinsi Jawa Barat, yang diwakili oleh Ida Rohayani, sebagai pembicara. Tak ketinggalan pemateri dari KPU Jawa Barat, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas), Idham Holik. Diskusi melalui zoom meeting ini dibuka Ketua KPU Jawa Barat, Rifqi Alimubarok. Menurutnya, KPU Provinsi Jawa Barat akan terus berupaya memberikan pendidikan pemilih berkelanjutan utamanya untuk segmen pemilih muda di tingkat SMA dan sederajat. Bagi Rifqi, pembelajaran pemilu dan demokrasi kepada pelajar merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pemilih yang cerdas dan berkualitas pada pemilu dan pemilihan tahun 2024. “Kegiatan pembelajaran pemilu dan demokrasi untuk segmen pemilih tingkat pelajar SMA akan mendorong pemahaman kritis, mandiri, dan informatif.” Tegas Rifqi optimis. Hal senada diungkapkan Kadiv Sosdiklihparmas KPU Jawa Barat, Idham Holik. Ia menegaskan, internalisasi demokrasi dan aktivitas partisipasi pemilih pemula untuk kemajuan legitimasi pemerintahan adalah faktor penting memacu peningkatan partisipasi masyarakat pada pemilu dan pemilihan. Dengan pendidikan pemilih berkelanjutan juga akan meningkatkan pemahaman teknis tentang politik dan demokrasi dikalangan pelajar. “Untuk saat ini, partisipasi pemilih pemula seperti siswa masih banyak yang belum tepat memahami politik dalam tataran praktis meskipun teori sudah dipelajari.” Ungkap Idham Holik. Sementara itu, Perwakilan MGMP PKN Jabar, Ida Rohayani membeberkan, teori politik dan demokrasi sudah bukan hal baru bagi pelajar. Dalam muatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kurikulum 2013, siswa telah diberikan pemahaman seputar demokrasi. Sehingga siswa saat ini sebenarnya sudah melek demokrasi. “Materi berdemokrasi itu ditemukan dalam pembelejaran untuk kelas X hingga XII,” tegas Ida Rohayani. Ia menambahkan, materi edukasi demokrasi dalam pelajaran PKN itu tidak lain untuk membentuk kompetensi siswa yang cerdas dan cakap serta bertanggungjawab sebagai warga Negara. Lalu bagaimana dari sisi media. Pemimpin Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono mengungkapkan penyebaran informasi pemilu dan demokrasi saat ini sangat berpengaruh signifikan terhadap penyerapan pengetahuan di kalangan siswa. Makanya ia berharap, agar sinergi KPU dan Disdik Jabar dapat merawat pemilih pemula dari sejak dini. Melalui sinergitas itu juga, akan tersaring soal informasi yang baik dan tidak baik. “Informasi yang baik berasal dari media yang kredibel dan dapat dipercaya. Penyebaran hoaks dan disinformasi politik di era digital saat ini memang tidak dapat dihindari, namun merawat nalar yang rasional ialah cara untuk menolak informasi yang salah, Tegas Adi Sasono. Dari diskusi online itu, mengemuka data tentang jumlah pelajar di Jawa Barat yang menyebuth angka sekitar 3,3 juta di tahun 2021. Dengan demikian diprediksi, sekitar 6 juta pelajar pada tahun 2024 mendatang. dengan usia minimal 17 tahun. Sehingga pemilih potensial saat ini perlu untuk diberikan pemahaman melalui kegiatan-kegiatan kolaboratif dan inovatif seputar pemilu dan demokrasi. Informasi yang dihimpun, diskusi online tersebut dihadiri ratusan peserta dari unsur profesi guru dan penyelenggara pemilu. Diharapkan, diskusi online itu menghasilkan gagasan menarik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Menyelesaikan tantangan-tantangan dalam konteks demokrasi menjadi peran setiap unsur masyarakat. (Siho/Ed.Dien)
Selengkapnya