Sosialisasi

18

KPU AJAK MAHASISWA UIN BANDUNG IKUT BERPARTISIPASI AKTIF PADA PENGAWASAN PILKADA 2024

BANDUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung bersama Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih dalam menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Aula Fakultas Ushuluddin, Senin (30/9/2024). Kasubag Hukum KPU Kota Bandung, Hasanuddin Ismail menjelaskan terkait tahapan Pilkada 2024. Pihaknya mengajak para mahasiswa untuk ikut aktif dalam proses pengawasan pemilu. "Saat ini, regulasi pemilu sudah cukup kuat. Namun, partisipasi masyarakat, terutama mahasiswa, sangat diperlukan untuk memastikan pemilu berlangsung adil dan jujur," ucap Hasanuddin. Ketua Dema Ushuluddin, Muhammad Sakti Budimansyah menekankan pentingnya menjadi pemilih yang cerdas dalam memilih pemimpin.   "Pemimpin hebat lahir dari pemilih yang cerdas. Sosialisasi ini diharapkan bisa membuka wawasan kita sebagai mahasiswa untuk lebih memahami proses demokrasi," ujar Sakti. Sementara itu, Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin, Cecep Ismail mengatakan bahwa regulasi pemilu saat ini semakin ketat, sehingga potensi kecurangan semakin kecil. "Pengawasan pemilu sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ini momen penting bagi kita untuk memahami aturan dan memastikan bahwa pemilu berjalan sesuai prosedur," katanya. Pegiat pemilu, Yosep Yusdiana menyoroti peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan sosial. "Mahasiswa tidak hanya berperan dalam dunia akademik, tetapi juga dalam proses politik. Kalian adalah agen perubahan yang dapat mendorong pemilu yang lebih bersih dan transparan," ungkap Yosep. Pegiat pemilu lainnya, Ilim Abdul Halim menambahkan bahwa sejarah pemilu di Indonesia telah melalui berbagai dinamika. Ia menekankan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam Pilkada, tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai pengawas. "Jangan sampai kita hanya menjadi penonton. Mahasiswa punya tanggung jawab besar dalam memastikan proses demokrasi berjalan sesuai harapan," tegasnya. Sosialisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa UIN Bandung dan mendorong mereka untuk menjadi pemilih yang kritis dan bijak pada Pilkada Jabar 2024.


Selengkapnya
13

KPU AJAK KADER MUHAMMADIYAH BERPARTISIPASI AKTIF DI PILKADA 2024

GARUT – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Barat menggelar acara Sosialisasi Pendidikan Pemilih menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Garut, Senin (30/9/2024). Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Garut, Rikeu Rahayu memaparkan tahapan Pilkada yang tengah berjalan, termasuk perekrutan petugas KPPS. Pihaknya juga mengajak peserta untuk berpartisipasi aktif dalam sosialisasi kepada keluarga dan tetangga, agar pada hari pemungutan suara tanggal 27 November mendatang, masyarakat dapat memilih dengan cerdas sesuai hati nurani. “Saya harap setelah acara ini, kita semua membawa pulang pemahaman yang cukup untuk menyosialisasikan pentingnya partisipasi pemilih. Pilihlah dengan bijak dan nikmati prosesnya dengan semangat sesuai tagline memilih dengan riang gembira,” ucap Rikeu. Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Jabar, Agus Rahmat Nugraha menekankan pentingnya keterlibatan umat Muhammadiyah dalam Pilkada untuk memastikan pemimpin yang terpilih sesuai dengan nilai-nilai perjuangan dan moral yang diajarkan dalam organisasi. “Kader Muhammadiyah perlu memahami politik dengan bijak, melihatnya sebagai bagian dari kehidupan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Melalui partisipasi aktif, kita dapat memilih pemimpin yang terbaik dan amanah bagi Jawa Barat dan Garut,” kata Agus. Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar, Acep Muharrom T Syamsudin mengingatkan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kapasitas tata kelola yang baik dan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat. “Jawa Barat memiliki potensi alam dan manusia yang luar biasa. Dengan pemimpin yang amanah, potensi ini dapat dikelola untuk kesejahteraan bersama. Kita harus bijak dalam memilih dan jangan terbuai janji-janji muluk tanpa bukti nyata,” ujar Acep. Di tempat yang sama, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Jabar oleh Ahmad Buchori menekankan pentingnya menjaga netralitas dan integritas dalam pemilu, serta menghindari pengaruh politik uang yang dapat merusak demokrasi. Ahmad juga mengajak peserta untuk aktif dalam mengawasi pemilu dan memastikan pemimpin yang dipilih memiliki nilai-nilai agama dan etika yang kuat.   “Jangan mudah tergoda janji kampanye. Pastikan calon yang kita pilih memiliki rekam jejak yang baik dan sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah,” ujarnya. Pemerhati pemilu, Junaidin Basri membahas peran strategis pemilih muda dalam pemilu. Menurutnya, generasi muda lebih kritis dan cerdas dalam menyeleksi informasi dan keputusan politik. Junaidin juga mengingatkan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi proses pemilu, terutama untuk mencegah penyimpangan.


Selengkapnya
24

DPD XTC JABAR GELAR SOSIALISASI PILKADA, DORONG PEMILIH MUDA HINDARI POLITIK UANG

GARUT – DPD XTC Jawa Barat menggelar acara Sosialisasi Pendidikan Pemilih untuk Pilkada Jabar 2024, bertempat di Villa DPD KNPI Kabupaten Garut, Minggu (29/9/2024). Acara yang berlangsung dari pukul 15.00 hingga 16.30 WIB ini dihadiri oleh 50 peserta dari anggota XTC Jabar dan menghadirkan pembicara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut. Dalam acara ini, Ketua Umum XTC Jabar, M. Dicky Fauziah R, menyampaikan, pentingnya peran pemuda dalam Pilkada mendatang. Dicky menekankan bahwa partisipasi aktif pemuda sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pemilu.  “Banyak anak muda yang merasa suara mereka tidak berpengaruh dalam pemilu, dan tugas kita adalah membimbing mereka agar mereka paham dan aktif terlibat dalam proses pemilihan,” ujar Dicky dalam sambutannya. Dicky juga berharap agar anggota XTC dapat mengajak masyarakat Garut untuk berpartisipasi dalam Pilkada dan menekan angka golput. Menurutnya, pemuda harus memilih pemimpin berdasarkan wawasan dan pengetahuan yang luas, bukan hanya mengikuti tren.  Selain itu, Dicky juga menyoroti pentingnya memahami latar belakang calon yang akan dipilih, terutama mengingat peran strategis mereka dalam menentukan kebijakan di tingkat provinsi, khususnya terkait pendidikan dan pembangunan di Kabupaten Garut. Anggota KPU Kabupaten Garut, Yusuf Abdullah menekankan pentingnya generasi milenial dan Gen Z dalam Pilkada 2024.  “Di Jawa Barat, lebih dari 60% pemilih berasal dari generasi ini, dan di Kabupaten Garut sendiri, ada sekitar 700 ribu orang dari kalangan ini. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama menekan angka golput, terutama di kalangan pemuda,” jelas Yusuf.  Ia juga mengajak peserta untuk memahami visi dan misi para calon gubernur dan bupati, dan menjauhi praktik politik uang. Sementara itu, seorang pemerhati pemilu, Junaidin Basri juga menyampaikan pandangannya mengenai karakteristik pemilih muda yang berbeda dari generasi sebelumnya.  Junaidin menyoroti bahwa pemilih muda cenderung lebih kritis dan analitis dalam menilai isu politik, serta lebih terbuka terhadap perbedaan.  "Pemilih muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan, mendorong pemilu yang lebih transparan dan demokratis," ujar Junaidin.  Ia juga menegaskan bahwa generasi muda harus menghindari godaan politik uang yang dapat merusak proses demokrasi. Acara ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang diikuti dengan antusiasme oleh para peserta. Melalui acara ini, DPD XTC Jabar berharap dapat meningkatkan kesadaran politik di kalangan pemuda, serta mendorong partisipasi aktif dalam Pilkada 2024.


Selengkapnya
17

YAYASAN KEBANGSAAN 45 DAN KPU JABAR DORONG MASYARAKAT AKTIF DI PILKADA JABAR 2024

BANDUNG - Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024, Yayasan Kebangsaan 45 mengadakan sosialisasi di Gedung Juang, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (29/9/2024). Kegiatan tersebut dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota Yayasan Kebangsaan 45, tokoh masyarakat, dan pemerhati pemilu.  Acara dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 12.00 WIB, dengan fokus pada pemaparan aturan pemilu, larangan politik uang, serta pentingnya pemilih untuk bersikap kritis. Ketua Yayasan Kebangsaan 45 Jabar, Ahmad Sahrudin mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat berdasarkan program kerja dan integritas, bukan popularitas semata.  Ahmad menegaskan bahwa pemilihan tahun 2024 merupakan momen penting karena Pilpres dan Pilkada dilakukan secara serentak.  "Ketika memilih, jangan hanya melihat yang paling tampan atau mengikuti pilihan orang lain. Lihat nama calon yang paling dekat dengan masyarakat, yang program kerjanya jelas, dan yang memiliki komitmen untuk menepati janji," ujar Ahmad dalam sambutannya. Ahmad juga mengingatkan peserta agar bijak dan cermat dalam menentukan pilihan. Ia mendorong peserta untuk mempelajari visi dan misi calon dengan seksama sebelum hari pemilihan. “Pemilihan ini bukan hanya tentang siapa yang populer, tetapi tentang siapa yang bisa membawa perubahan nyata bagi masyarakat,” lanjut Ahmad. Selanjutnya, Kepala Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sospandiklih Parmas) KPU Jabar, Hedi Ardia, memberikan pemaparan tentang tahapan Pilkada Jabar 2024.  Hedi menyebutkan bahwa hari pemilihan untuk gubernur dan wakil gubernur Jabar akan dilaksanakan pada 27 November 2024, bersamaan dengan pemilihan bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota di seluruh kabupaten/kota Jabar. “Kita sudah memasuki masa kampanye yang berlangsung dari 25 September hingga 23 November. Ini adalah tahapan dimana calon menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka. Masyarakat diharapkan dapat menilai dan memilih dengan bijak. Jangan hanya tergiur janji-janji kosong,” papar Hedi.  Ia juga menegaskan larangan keras terhadap politik uang yang diatur dalam undang-undang.  “Jangan anggap uang dari calon sebagai rezeki. Itu adalah sogokan, dan menerima sogokan akan merusak proses demokrasi kita,” tambahnya. Acara ini juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Didi Komarudin, seorang pemerhati pemilu, yang mengajak masyarakat untuk menolak ajakan golput.  “Pilihlah dengan cerdas. Jangan golput hanya karena kecewa dengan politik. Pahami visi misi calon dan pilih yang menurut kalian dapat membawa perubahan,” pesannya.  Didi juga menjelaskan berbagai aturan mengenai kampanye, termasuk larangan kampanye di tempat ibadah dan kampus, serta aturan mengenai penggunaan atribut kampanye di ruang publik. Sementara itu, pegiat pemilu, Ilham Akbar menyampaikan, pentingnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada sebagai bentuk pengawasan dan kontrol sosial.  “Sebagai pemilih, kita memiliki peran penting dalam memastikan proses pemilu berjalan dengan adil. Partisipasi kita adalah bentuk check and balance terhadap penyelenggaraan Pilkada,” ujar Ilham.  Ia juga mengajak generasi muda untuk aktif dalam mengawasi jalannya pemilihan, baik sebagai pemilih yang kritis maupun sebagai pemantau. Ilham juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengawasi data pemilih, seperti Daftar Pemilih Tetap (DPT).  “Perlu ada transparansi terkait data pemilih di setiap desa dan kelurahan. Hal ini akan membantu memastikan tidak ada manipulasi dalam proses pemilihan,” tegasnya. Acara sosialisasi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Berbagai pertanyaan seputar aturan pemilu, tahapan kampanye, dan larangan politik uang menjadi topik utama diskusi. Peserta juga mengapresiasi informasi yang disampaikan, terutama terkait hak dan kewajiban sebagai pemilih. Kegiatan ini ditutup dengan doa dan foto bersama seluruh peserta. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih kepada masyarakat mengenai pentingnya peran mereka dalam Pilkada 2024 serta mendorong terciptanya pemilihan yang lebih bersih, adil dan demokratis.


Selengkapnya
19

KPU JABAR SEBUT POLITIK UANG BUKAN REZEKI TAPI MERUSAK DEMOKRASI

BANDUNG – Dalam rangka menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menggelar kegiatan sosialisasi pendidikan pemilih di Ponyo Resto & Wedding, Kabupaten Bandung. Acara yang berlangsung pada Sabtu (28/9/2024) ini, dihadiri sekitar 50 peserta yang terdiri dari anggota Pemuda Tani HKTI serta masyarakat setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Pilkada 2024 dalam menentukan masa depan daerah, serta mendorong para pemilih untuk menolak politik uang yang kerap mencederai demokrasi. Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengatakan bahwa Pilkada 2024 di Jabar akan berlangsung pada 27 November 2024, dengan pemilihan gubernur, wali kota, serta bupati. “Masa kampanye telah dimulai sejak 25 September hingga 23 November, dan ini adalah waktu bagi para calon untuk menyampaikan visi dan program mereka. Namun, masa tenang pada 24-26 November harus dijaga agar tidak ada kegiatan kampanye atau politik uang,” ucap Hedi. Hedi juga mengingatkan bahwa politik uang bukanlah rezeki, melainkan sogokan yang merusak demokrasi. “Politik uang dilarang oleh undang-undang, dan kita sebagai pemilih harus tegas menolak,” ujarnya. Sekretaris DPD Pemuda Tani HKTI Jabar, Elan Rahmatillah menekankan pentingnya pemilihan sebagai sarana menentukan masa depan. “Pilkada ini adalah momentum penting yang hanya memerlukan beberapa menit, namun dampaknya menentukan kehidupan kita selama lima tahun ke depan,” ucap Elan. Elan juga mengajak semua pihak untuk memerangi politik uang yang dapat merusak integritas pemilihan. “Kita harus menjadi pemilih cerdas dan bersama-sama menolak politik uang. Mulai dari tahun ini, kita harus berjuang agar politik uang semakin berkurang,” ungkapnya. Pemerhati pemilu, Nina Yuningsih menyoroti pentingnya pendidikan pemilih untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. “Indonesia masih tergolong sebagai negara dengan demokrasi yang cacat. Ini artinya, walaupun pemilu berjalan bebas dan adil, masih banyak kelemahan dalam aspek lain, seperti budaya politik yang kurang maju dan partisipasi politik yang rendah,” kata Nina. Nina menekankan bahwa pendidikan politik sangat penting untuk mendidik pemilih agar lebih kritis dan memahami hak serta tanggung jawab mereka dalam pemilu. “Dengan pemahaman yang baik, kita bisa meminimalisir penyimpangan dalam penyelenggaraan pemilu,” imbuhnya. Sementara itu, pegiat pemilu dari Pemuda Tani HKTI Jabar, Tatang Suhara mengajak para peserta untuk menilai rekam jejak calon pemimpin sebelum menentukan pilihan. “Memilih pemimpin itu harus melihat integritas dan rekam jejak. Jangan asal pilih, apalagi sampai tergoda dengan politik uang. Kita butuh pemimpin yang punya kapasitas untuk membangun Jawa Barat, terutama dalam mendukung sektor pertanian,” kata Tatang. Tatang juga menegaskan pentingnya pemilih untuk mempertimbangkan calon yang memiliki program jelas untuk meningkatkan kesejahteraan petani, baik di bidang on-farm maupun off-farm. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan doa bersama. Para peserta menyambut baik sosialisasi ini dan diharapkan bisa menjadi agen perubahan di masyarakat, khususnya dalam menyebarkan informasi mengenai pentingnya menolak politik uang dan memilih pemimpin dengan integritas.


Selengkapnya
15

KPU JABAR TEKANKAN PENTINGNYA PERAN PEMILIH PEMULA DI PILKADA 2024

DEPOK – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat bekerja sama dengan Narasi Hijauku Indonesia menggelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih untuk para pemilih pemula di SMA Muhammadiyah 4 Depok, Jumat (27/9/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi pemilih muda dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jabar 2024, yang akan digelar serentak pada 27 November mendatang. Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 siswa SMA Muhammadiyah 4 Depok yang antusias mengikuti berbagai kegiatan edukatif, termasuk permainan interaktif dan diskusi tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu. Sosialisasi ini dipandang sebagai langkah penting untuk membentuk pemilih yang cerdas dan sadar akan hak serta tanggung jawabnya dalam demokrasi. Ketua KPU Jabar, Ummi Wahyuni menekankan betapa pentingnya peran pemilih pemula dalam Pilkada kali ini. “Pemilih Jawa Barat adalah yang terbesar di Indonesia, dengan 36 juta pemilih yang tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah tersebut, lebih dari 6 juta adalah pemilih pemula, termasuk adik-adik di sini. Kalian adalah generasi yang akan menentukan masa depan Jawa Barat,” kata Ummi dalam sambutannya. Ummi juga mengajak para siswa untuk aktif memastikan apakah mereka sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan memanfaatkan layanan daring KPU. “Pastikan kalian sudah terdaftar di DPT, karena ini adalah langkah awal untuk bisa menggunakan hak pilih. Jika belum terdaftar, segera laporkan ke PPK atau PPS setempat,” ajaknya. Ketua Pelaksana, M. Ihsanuddin berharap agar kegiatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam kepada para siswa mengenai pentingnya pemilu. “Sosialisasi ini merupakan kesempatan untuk teman-teman mengenal proses pemilihan dan memilih pemimpin yang tepat bagi Jawa Barat, khususnya Depok,” ujar Ihsanuddin. Sementara sesi materi yang disampaikan oleh Yusfitriadi, memberikan wawasan kepada para siswa tentang mengapa pemilu penting bagi negara demokrasi seperti Indonesia. “Di Indonesia, memilih adalah hak, tapi hak ini harus digunakan dengan bijak. Pemilu adalah satu-satunya cara kita memilih dan mengganti pemimpin yang akan membawa kebijakan untuk masyarakat,” ucap Yusfitriadi. Dirinya juga menekankan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan gagasan, rekam jejak, dan karakter. “Pemimpin yang baik harus memiliki visi yang jelas dan rekam jejak yang bersih. Jangan memilih hanya karena ikut-ikutan, tapi gunakan informasi yang tersedia untuk menilai pasangan calon dengan objektif,” katanya. Siswa SMA Muhammadiyah 4 Depok sangat antusias mengikuti sesi ini, terutama setelah memahami bahwa pilihan mereka di Pilkada akan berdampak pada masa depan daerah dan negara. “Kalian punya hak untuk memilih, jadi gunakan dengan bijak karena keputusan ini akan mempengaruhi kehidupan kita semua selama lima tahun ke depan,” ujar Yusfitriadi. Para siswa diharapkan dapat menyebarkan informasi kepada teman-teman dan keluarga mengenai pentingnya datang ke TPS pada 27 November 2024. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pemilih muda di Depok, sekaligus mendorong partisipasi aktif dalam Pilkada Jawa Barat 2024. Dengan adanya sosialisasi seperti ini, pemilih pemula dapat menjadi bagian penting dalam menjaga demokrasi dan memilih pemimpin yang sesuai dengan harapan mereka.


Selengkapnya