Sosialisasi

37

DEMOKRASI YANG SEHAT SANGAT BERGANTUNG PADA PARTISIPASI MASYARAKAT

PERAN MASYARAKAT SANGAT MENENTUKAN KEBERHASILAN PILKADA 2024 ANAK MUDA PERLU AKTIF DI PILKADA 2024 AGAR DEMOKRASI TETAP HIDUP DEMOKRASI YANG SEHAT SANGAT BERGANTUNG PADA PARTISIPASI MASYARAKAT BANDUNG – Deep Indonesia menggelar kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2024, yang bertempat di Waroeng Mas Priy, Kabupaten Bandung, Jumat (27/9/2024). Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari anggota Deep Indonesia dan beberapa tokoh penting, termasuk akademisi dari UNPAD dan perwakilan KPU Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih, terutama generasi muda, dalam pemilihan kepala daerah mendatang. Koordinator Wilayah Deep Indonesia Jawa Barat, Fauziah Hanifah mengatakan pentingnya peran pemuda dalam menjaga jalannya Pemilihan Kepalada (Pilkada) 2024 yang damai dan demokratis. “Kabupaten Bandung memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Bogor. Kita perlu bekerja sama untuk memastikan pelaksanaan Pilkada berjalan lancar tanpa kekerasan,” ucap Fauziah. Sementara itu, anggota KPU Kabupaten Bandung, Ahmad Rosadi mengapresiasi peran Deep Indonesia dalam mendukung sosialisasi Pilkada 2024. “Sosialisasi adalah tahap penting dalam pemilu, dan peran masyarakat sangat menentukan keberhasilan pesta demokrasi ini. Partisipasi aktif dari masyarakat, terutama generasi muda, akan membuat Pilkada berjalan dengan lebih baik,” ujar Ahmad. Dalam sosialisasi tersebut, juga diisi dengan sesi diskusi oleh beberapa narasumber ahli. Akademisi Unpad, Diah Fatma Sjoraida menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada. “Demokrasi yang sehat bergantung pada partisipasi masyarakat. Jangan gadaikan hak pilih hanya demi uang atau sembako. Pemilu harus dilakukan dengan hati, bukan karena paksaan,” ucap Diah. Sementara itu, Pemerhati Pemilu, Reza Alwan Sofnidar menyoroti pentingnya keterlibatan anak muda dalam penyelenggaraan pemilu. “Banyak yang mengeluh soal kualitas pemilu, padahal kunci keberhasilannya ada pada kualitas penyelenggara. Anak muda perlu aktif sebagai petugas pemilu agar prosesnya lebih tertata dan mengikuti perkembangan zaman,” katanya. Direktur Deep Indonesia, Neni Nurhayati mengatakan bahwa salah satu tantangan utama dalam Pilkada adalah meningkatkan partisipasi pemilih. “Sebanyak 60% pemilih di Jawa Barat adalah anak muda, tetapi banyak dari mereka yang apatis terhadap politik. Kita perlu membangkitkan semangat partisipasi dan menjaga agar demokrasi tetap hidup. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton dalam proses politik,” tuturnya. Neni juga menekankan bahwa peran masyarakat tidak berhenti setelah mencoblos. “Tugas kita sebagai pemilih tidak hanya datang ke TPS, tetapi juga mengawal jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan. Demokrasi membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak,” tandasnya.


Selengkapnya
14

KPU JABAR AJAK SANTRI PONPES MIFTAHUL FALAH TOLAK POLITIK UANG

BANDUNG – Dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024, Pondok Pesantren Miftahul Falah bekerjasama dengan KPU Jabar dan Bawaslu Kabupaten Kuningan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pemilih.  Acara ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari santri dan mahasiswa Miftahul Falah, serta menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai lembaga penyelenggara pemilu. Kegiatan yang berlangsung di Ponpes Miftahul Falah Kuningan ini, dimulai dengan sambutan dari berbagai tokoh yang berkomitmen pada pendidikan politik dan demokrasi.  Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya partisipasi aktif dalam Pilkada, sekaligus mencegah terjadinya politik uang yang sering mencederai demokrasi. Ketua Pelaksana, Dedi Setiawan menyampaikan, harapannya agar kegiatan sosialisasi ini dapat membantu masyarakat, khususnya para santri dan mahasiswa untuk lebih memahami pentingnya pemilihan yang jujur dan adil.  “Kami berharap kegiatan ini bisa berjalan lancar dan peserta dapat memilih pemimpin yang mampu memajukan Jawa Barat,” katanya. Sementara itu, Pengasuh Ponpes Miftahul Falah, K.H. Aman Samsul Falah, juga memberikan pandangannya terkait pentingnya pemilihan pemimpin yang adil menurut prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah.  “Memilih pemimpin yang adil adalah kewajiban. Karenanya, sosialisasi dan pembekalan ini sangat penting agar pemilu berjalan sesuai dengan aturan dan etika,” tegasnya. Ketua LTN NU Jabar, K. Zainuddin menambahkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Pilkada Harus terus ditingkatkan.  “KPU Jawa Barat menargetkan partisipasi pemilih naik 2% dari angka 74% pada Pilkada Sebelumnya. Untuk itu, sosialisasi pendidikan pemilih sangat penting,” ujarnya. Meningkatkan Partisipasi dan Memerangi Politik Uang Sosialisasi ini menyoroti isu krusial dalam pemilu, termasuk pentingnya memerangi politik uang. Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Hubungan Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia menjelaskan tentang tahapan kampanye dan bahaya politik uang.  “Politik uang itu merusak demokrasi. Serangan fajar bukanlah rezeki, melainkan suap. Jangan gadaikan suara anda hanya demi uang atau materi lainnya,” ujarnya. Sedangkan, Kepala Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kabupaten Kuningan, Aan Nasruddin turut menekankan pentingnya mengecek nama di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan mengingatkan masyarakat untuk tidak bersikap apatis.  “Jika Anda belum terdaftar di DPT, partisipasi Anda menjadi sia-sia. Pastikan anda sudah terdaftar agar dapat menggunakan hak pilih dengan benar,” tegasnya. Sementara itu, Bawaslu Kabupaten Kuningan, Usep Agus Jawari  menjelaskan tentang pelanggaran yang sering terjadi selama masa kampanye, termasuk politik uang dan manipulasi pemilih.  “Politik uang tidak hanya dilarang oleh undang-undang, tetapi juga merusak masa depan demokrasi kita. Kita harus cermat dalam membedakan antara biaya kampanye yang sah dengan politik uang yang merusak integritas pemilu,” jelasnya. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian cinderamata. Acara ditutup dengan doa dan harapan agar Pilkada Jabar 2024 dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas.  Para peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan dengan turut serta menyosialisasikan pentingnya partisipasi dalam Pilkada, serta melawan segala bentuk kecurangan, termasuk politik uang.


Selengkapnya
35

KPU JABAR GELAR SOSIALISASI PENDIDIKAN PEMILIH BERSAMA SAJIWA FOUNDATION

CIANJUR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024 Bersama Sajiwa Foundation di Pesantren Disabilitas Generasi Qurani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jumat (20/9/2024). Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kabupaten Cianjur, Fikri Audah NSY mengatakan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya KPU untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. "Kami ingin memastikan tidak ada satu pun masyarakat yang terhalang dalam menyalurkan hak pilihnya. Kami berkomitmen menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk pemilih disabilitas, agar Pilkada kali ini menjadi inklusif dan terbuka bagi semua," ucap Fikri. Fikri pun mengimbau agar warga yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap segera melapor kepada panitia pemungutan suara setempat. "Ini menjadi penting mengingat proses ini hanya terjadi 5 tahun sekali, yang spesial pada Pilkada kali ini dilakukan serentak untuk pemilihan bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota, serta gubernur dan wakil gubernur," katanya. Dalam sosialisasi tersebut juga diisi dengan materi dari Hilman Wahyudi, pemerhati Pemilu dan mantan Ketua KPU Kabupaten Cianjur. Hilman menekankan bahwa pemilih disabilitas memiliki hak politik yang setara dengan pemilih lainnya. "Jangan pernah merasa minder karena status disabilitas. Berdasarkan Undang Undang No. 8 tahun 2017, hak politik disabilitas diakui dan dilindungi oleh negara. Oleh karena itu, manfaatkan momen politik ini untuk menyalurkan suara Anda," ungkapnya. Sementara itu, CEO Sajiwa Foundation, Zullfikar Hubullah menegaskan peran penting pemilih disabilitas dalam menentukan masa depan bangsa. "Di Jawa Barat terdapat 1,1 juta pemilih disabilitas. Ini adalah kesempatan bagi teman-teman untuk menggunakan hak pilihnya dan berkontribusi dalam menentukan siapa pemimpin yang akan membawa perubahan positif," kata Zullfikar. Zullfikar juga menekankan pentingnya pemilih disabilitas untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan aktif memberikan suaranya. "Kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang inklusif, dimana setiap warga negara, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik," ujar Zullfikar. Menurutnya, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi para pemilih disabilitas agar mereka dapat memahami hak-haknya dalam pemilihan dan berpartisipasi secara aktif. "Diharapkan bahwa pemilih disabilitas di Jawa Barat, khususnya di Cianjur, dapat lebih teredukasi dan terfasilitasi untuk berpartisipasi dalam Pilkada serentak 2024," tandasnya.


Selengkapnya
33

KPU JABAR GELAR SOSIALISASI PENDIDIKAN PEMILIH BERSAMA SINDIKASI PEMILU DAN DEMOKRASI

BANDUNG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024 Bersama Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) di Sans Co Space, Kota Bandung, Jumat (20/9/2024). Kasubag Partisipasi dan Hubungan Masyarakat KPU Jabar, Chaeruman Setia Nugraha mengatakan bahwa pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 mengukir sejarah baru dalam penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia. "Ini adalah peristiwa bersejarah, kenapa bersejarah? Karena pertama kalinya di Indonesia Pilkada ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Barat," ucap Chaeruman. "Ini adalah momen pertama selama penyelenggaraan Pilkada dari tahun ke tahun, sebelumnya penyelenggaraan Pilkada itu berbeda-beda, untuk di tahun ini diselenggarakan serentak di seluruh daerah," tambahnya. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi yang masif guna menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 27 November 2024 ini. "Perlu publikasi yang masif, karena penyelenggaraan Pilkada ini menjadi salah satu tolak ukur demokrasi," ujarnya. Di sisi lain, Chaeruman mengaku bangga melihat banyaknya generasi muda yang berminat dan melek akan dunia politik. "Karena apa? Partisipasi pemilih itu menjadi tolak ukur berjalannya demokrasi, artinya ketika partisipasi meningkat otomatis kualitas demokrasi di suatu daerah akan meningkat juga," ungkapnya. Menurutnya, dengan meningkatnya kualiatas demokrasi maka pemimpin yang dihasilkan dari proses politik tersebut akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan sinergi multipihak untuk menyukseskan Pilkada 2024 di Jabar. "Jawa Barat ini adalah wilayah terbesar dalam hal jumlah pemilih di Indonesia, oleh karena itu kita tidak bisa melakukan sosialisasi ini sendiri dan ini butuh sinergi dari stakeholder salah satunya kita bekerja sama dengan Sindikasi Pemilu dan Demokrasi," katanya. Chaeruman berharap, kehadiran Sindikasi Pemilu dan Demokrasi ini dapat menjadi agen kepemiluan dalam menyampaikan informasi terkait Pilkada 2024 kepada masyarakat. "Minimal menyampaikan ke temen-temen yang lain bahwa ada Pilkada serentak di daerah masing-masing pada 27 November 2024. Dan sesuai dengan tagline kita juga, kita harus gembira ke TPS, gembira memilih langsung, jangan sampai pemilu ini dijadikan sebagai ajang polarisasi, jangan ada beda pilihan jadi baper-baperan," tuturnya. Sementara itu, Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Putra Satria mengatakan, pihaknya memiliki fokus bagaimana mengajak masyarakat khususnya para generasi muda untuk peduli terhadap demokrasi. "Saya yakin kita semua menyadari bahwa Pemilu 2024 juga Pilkada 2024 itu waktunya kita, waktunya anak muda ambil peran, karena menurut data, di tahun 2024 ini partisipasi paling besar adalah dari kelompok pemilih pemula, sekitar 50-52% partisipasi dan itu pemilihnya adalah Gen z yang usianya 17 sampai dibawah 30 tahun," bebernya. Putra pun mengucapkan terima kasih kepada KPU Jabar yang telah mengajak Sindikasi Pemilu dan Demokrasi untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan kali ini. "Hari ini ada program Sosialisasi Pendidikan Pemilih kepada seluruh masyarakat terutama Gen Z, kami berterima kasih atas keterbukaan dari penyelenggara pemilu yang peduli terhadap pemilihnya yaitu anak muda," tandasnya.


Selengkapnya
39

KPU JABAR BERI TIPS MEMILIH CALON PEMIMPIN SAAT PILKADA 2024

SUMEDANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat membagikan tips untuk masyarakat bagaimana cara memilih calon pemimpin dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Tips itu dibagikan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia pada kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih di Kiarapayung, Kabupaten Sumedang, Kamis (19/9/2024). "Salah satu cara untuk memilih pemimpin yang benar itu dengan cara mempelajari visi misinya, program-programnya, kalau mereka terpilih nanti apakah programnya itu memang realistis untuk direalisasikan atau tidak," ucap Hedi. "Lihat juga apakah rekam jejaknya itu baik atau tidak, itu salah satu parameter yang bisa menjadi pertimbangan kita," tambahnya. Hedi mengatakan, tantangan besar KPU Jabar dalam penyelengaraan Pilkada 2024 ini adalah menghadirkan masyarakat atau pemilih yang berpikir kritis. "Sehingga kita bisa mendapatkan kepala daerah yang berkualitas, yang bersih, kepala daerah yang pada akhirnya berkomitmen untuk mensejahterakan masyarakat, yang salah satunya ditentukan oleh kecerdasan, kekritisan para pemilihnya," katanya. Hedi menyebut, para generasi muda yang saat ini duduk dibangku SMA hingga perguruan tinggi sudah mulai melek politik. "Bahwa segala sesuatu semua yang menyangkut kehidupan kita itu ditentukan oleh aspek politik, oleh keputusan-keputusan politik, maka jangan jauhi politik," ungkapnya. Oleh karena itu, pihaknya pun mengajak para generasi muda untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang dengan bijak. "Pastikan nama temen-temen yang sudah berusia 17 tahun itu terdaftar sebagai pemilih, caranya bisa dilihat menggunakan HP temen-temen di browser ketik cekdptonline.kpu.co.id, nanti masukan NIK setelah itu enter, nanti akan muncul temen-temen itu terdaftar di TPS mana, sehingga nanti pada 27 November langsung datang ke TPS dan gunakan hak pilihnya, sesederhana itu menjadi pemilih yang baik," bebernya. Di sisi lain, Hedi mengungkapkan bahwa sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila, yang melibatkan rakyat secara langsung dalam pelaksanaannya. "Dengan sistem demokrasi, semuanya memungkinkan, lalu kenapa banyak pelanggaran dan penyelewengan? Yang harus kita perbaiki itu cara berpolitiknya, kalau sistemnya sudah baik tapi kalau manusia yang menggunakan sistem itu menyelewengkan ya tetep salah," terangnya. Menurutnya, apapun sistem yang diterapkan jika manusianya tidak memiliki komitmen terhadap aturan, maka hal itu tidak akan menguntungkan bagi masyarakat. "Jadi bagaimana kita sama-sama memperbaiki cara berpolitik yang baik dan benar sesuai dengan aturan," tandasnya.


Selengkapnya
40

KPU JAWA BARAT GELAR SOSIALISASI PENDIDIKAN PEMILIH BERSAMA KWARDA PRAMUKA JABAR

SUMEDANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024 Bersama Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jabar di Kiarapayung, Kabupaten Sumedang, Kamis (19/9/2024). Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengatakan, acara sosialisasi ini bertujuan untuk memastikan para pemilih pemula memahami adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang. "Pada tanggal 27 November 2024 bagi warga Jawa Barat yang telah berusia 17 tahun, maka bisa datang ke TPS untuk memilih gubernur dan wakil gubernur serta memilih bupati dan wakil bupati juga memilih wali kota dan wakil wali kota," ucap Hedi. "Jadi nanti 27 November akan memilih dua, memilih bupati atau wali kota serta memilih gubernur dan wakil gubernur," tambahnya. Bukan hanya di Jabar, kata Hedi, pemilihan calon kepala daerah ini juga diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia. "Itulah yang dimaksud dengan pemilihan kepala daerah serentak dan itu tidak hanya di Jawa Barat tapi semua provinsi akan melakukan pemilihan kepala daerah secara serentak," ungkapnya. Menurutunya, sebagai generasi muda yang tumbuh menjadi warga negara yang aktif, maka sudah seharusnya anak muda melek politik dan belajar tentang demokrasi. "Pemuda itu adalah masa depan dunia dan politik. Oleh karena itu kita harus mewarnainya. Karena dunia itulah yang akan kita warisi," ujarnya. Hedi mengatakan bahwa generasi mudalah yang nantinya akan menentukan tongkat estafet kepemimpinan yang akan datang. "Kalau kita tidak peduli dengan politik maka kita perlu khawatir akan masa depan dan daerah kita masing-masing," imbuhnya. Oleh karena itu, Hedi pun mengajak generasi muda untuk mengenal lebih dalam tentang calon pemimpinnya. "Untuk pemilihan yang lebih maksimal dan tidak salah dalam memilih pemimpin, maka pelajari dulu siapa calonnya, apa programnya, apa visi-misinya sebelum datang ke TPS," ucapnya. "Salah satunya adalah bisa mem-follow akun Instagram KPU Provinsi Jabar, di situ temen-temen bisa mendapatkan informasi banyak hal tentang pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang akan kita laksanakan pada tanggal 27 November mendatang," sambungnya. Menurutnya, wajib bagi generasi muda mempelajari profil, rekam jejak hingga visi-misi dan program kerja calon kepala daerah.  "Sebelum masuk ke TPS, wajib temen-temen sudah mempelajari profil, visi-misi, membaca program kerja masing-masing calon gubernur dan wakilnya atau juga calon bupati dan wakilnya serta wali kota dan wakilnya," katanya. Dengan begitu, lanjut Hedi, generasi muda akan dapat lebih bijak dalam memilih calon kepala daerahnya. "Apakah program kerjanya itu menguntungkan kita sebagai rakyat atau tidak, kemudian programnya itu realistis atau tidak, itu bisa dilihat salah satunya dengan melihat akun Instagram KPU Provinsi Jabar," terangnya. Hedi mengatakan, salah satu bentuk partisipasi nyata generasi muda dalam menyukseskan Pilkada 2024 ini adalah dengan menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). "Temen-temen yang sudah berusia 17 tahun bisa mendaftar sebagai anggota KPPS. Nah itu salah satu bentuk partisipasi politik kongkret temen-temen dalam menyukseskan Pilkada Serentak 2024," katanya. Hedi pun mengajak generasi muda untuk bersama-sama menciptakan Pilkada 2024 yang langsung umum bebas rahasia jujur dan adil (luber jurdil). "Karena itu perlu keterlibatan temen-temen semua. Salah satunya dengan ikut mengawal agar tidak ada lagi tim sukses atau pasangan calon yang kampanye menggunakan isu SARA," katanya. :Selain itu juga kita harus cegah terjadinya kampenye menggunakan politik identitas seperti menggunakan isu agama. Yang paling berbahaya itu adalah tidak boleh menggunakan politik uang karena itu bisa merusak demokrasi kita," tandasnya.


Selengkapnya