KPU JABAR TEGASKAN PENTINGNYA PERAN PEMILIH PEMULA DI PILKADA 2024
MAJALENGKA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat terus menggencarkan sosialisasi menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2024. Salah satunya dengan menggelar sosialiasi di Aula Universitas Sindang Kasih Majalengka (USKM), pada Senin (21/10/2024).
Kepala Divisi SDM Litbang KPU Jabar, Abdullah Sapi’i menegaskan pentingnya keterlibatan pemilih pemula dalam Pilkada 2024.
“Kami mengajak mahasiswa sebagai pemilih pemula untuk menjadi agen sosialisasi dan mengampanyekan pentingnya menggunakan hak pilih pada 27 November nanti," ucap Abdullah
"Keterlibatan kalian sebagai penyelenggara pemilu di tingkat lokal juga akan memberikan pengalaman penting dalam proses demokrasi,” lanjutnya.
Rektor Universitas Sindang Kasih, Cecep Sumarna menyampaikan apresiasinya kepada KPU Jabar atas penyelenggaraan acara ini.
“Saya berharap kegiatan ini mampu meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya pemilih baru, dalam menyukseskan Pilkada Jawa Barat. Peran aktif mahasiswa sangat penting untuk mencapai target partisipasi pemilu yang optimal,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Sindang Kasih, Arip Amin mengatakan bahwa pemilu adalah sarana untuk mewujudkan kedaulatan bangsa melalui suara rakyat.
“Pemilu bukan hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi merupakan bentuk nyata dari kedaulatan rakyat. Setiap suara yang diberikan sangat berarti bagi masa depan bangsa,” ucap Arip.
Arip juga menekankan peran penting mahasiswa dalam mengawasi jalannya proses pemilu.
“Mahasiswa adalah agen perubahan dan pengawasan dalam proses demokrasi. Dengan berpartisipasi aktif, kalian bisa memastikan proses pemilihan berjalan dengan baik dan bebas dari kecurangan. Mari kita berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi pemilih di masyarakat,” tuturnya.
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Cirebon, Aip Syarifudin mengingatkan terkait bahaya politik uang dalam demokrasi.
“Money politics tidak hanya merusak proses demokrasi, tetapi juga menodai integritas pemilu. Serangan fajar yang sering terjadi menjelang hari pemilihan adalah contoh nyata praktik curang yang harus kita lawan,” katanya.
Ia mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya aktif memberikan suara, tetapi juga turut mengawasi jalannya pemilu.
“Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengontrol situasi masyarakat. Jika kalian melihat adanya pelanggaran, seperti politik uang, laporkan segera kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu),” tandasnya.