
KOLABORASI DENGAN KPU JABAR, YAYASAN USIA EMAS INDONESIA GELAR SOSIALISASI PILKADA 2024
Bandung - Yayasan Usia Emas Indonesia menggelar sosialisasi pendidikan pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Barat tahun 2024. Acara ini hasil dari kolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.
Acara ini berlangsung di Gedung STEI BINA MUDA, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung pada Rabu (30/10/2024), dengan dihadiri oleh 50 peserta dari Yayasan Usia Emas Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Usia Emas Indonesia, Tita Talbiya mengapresiasi acara ini dikarenakan perdana diadakan di Yayasan Usia Emas Indonesia.
"Perlu diketahui bahwa Jumlah DPT pada tahun 2022 mencapai 204.822, artinya 10 persen didalamnya adalah pemilih lansia. Dan di tahun sekarang sudah mencapai 13 persen. Menurut kami, angka tersebut sangat signifikan," ujarnya.
Selain itu, Tita juga mengungkapkan bahwa selama ini ruang sosialisasi KPU banyak melalui media sosial atau platform digital. Namun banyak dari kalangan lansia yang terkendala untuk mengakses flatform digital tersebut.
"Kendala terhadap lansia tersebut seperti keterbatasan fisik dan literasi digital. Hal Ini merupakan tantangan yang harus diselesaikan oleh KPU agar hak dan suara lansia juga
terkawal aman," jelasnya.
TPS Harus Ramah Lansia dan Disabilitas
Acara kemudian berlanjut kepada sesi diskusi yang dimoderatori oleh Cecep Ernanto dengan tema 'Inklusifitas Pilkada Serentak di Jawa Barat sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Memilih'. Hadir dua orang pemateri pemerhati Pemilu, Farhatun Fauziyyah dan Rofiq Azhar.
Sebagai pemateri pertama, Farhatun Fauziyyah mengawali paparannya dengan menjelaskan tentang perbedaan antara pemilu dan pilkada, unsur penyelenggara dan penegakan etik penyelenggara pemilu
Farhatun juga memaparkan bahwa Undang-Undang memberikan afirmasi kepada lansia dan penyandang disabilitas, bahwa setiap TPS sejatinya harus ramah lansia dan disabilitas. Untuk itu harus dijadikan satu konsen bagi KPU agar dapat memberikan kemudahan akses bagi lansia dan disabilitas untuk menuju ke TPS.
Karena menurutnya partisipasi masyarakat menentukan legitimasi pemimpin yang akan mendatang. Maka inklusifitas dalam pilkada adalah harus ramah terhadap segala unsur, termasuk bagi lansia dan disabilitas.
"Kemudian mereka harus mendapatkan hak yang sama dengan yang lain. Fungsi sosialisasi adalah sebagai jalan agar masyarakat mengetahui akan pentingnya peran seorang pemilih dalam menentukan pilihannya. Melalui sosialisasi pilkada ini diharapkan dapat menciptakan pemilih yang cerdas," ungkap Farhatun.
Diakhir pemaparannya, Farhatun memberikan tips menjadi pemilih yang cerdas, yaitu terdaftar di DPT, mencari tahu syarat DPT, kenali kandidat masing-masing pasangan calon, update informasi berkaitan dengan Pilkada, memastikan tidak terjebak dalam fanatisme, berani menolak money politic, tidak terjebak dalam politik pencitraan, berpartisipasi, dan semangat dalam mensukseskan Pilkada.
Diskusi kemudian dilanjutkan oleh Rofiq Azhar sebagai pemerhati pemilu menjelaskan bahwasanya politik adalah Ibadah.
"Politik atau Pilkada di Indonesia merupakan satu proses ibadah. Oleh karenanya, penting untuk mempelajari dan memahami fiqh siyasakh," ujar Rofiq.
"Politik seharusnya mencerdaskan, mensejahterakan dan membahagiakan masyarakat. Namun kendalanya adalah keterbatasan akses untuk bisa bertemu langsung menyampaikan aspirasi kepada gubernur dan/ atau bupati," tambahnya.
Rofiq juga memberikan harapan kepada kepada para lansia. "Jadilah lansia yang gemilang," tandasnya.
Acara diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang cukup interaktif. Dimana para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, serta memberikan masukan terkait pelaksanaan Pilkada Jawa Barat 2024. Kemudian kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama dan ramah tamah.
Kegiatan acara ini pada dasarnya untuk memberikan manfaat bagi para lansia agar turut serta menjadi pemilih yang cerdas dan gembira dengan tentunya dating ke TPS pada pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 november 2004 nanti dan melahirkan pemimpin yang peduli kepada masyarakat pada umumnya dan terkhusus kepada para lansia.