BEDAH PEMIKIRAN NAWAL EL SAADAWI KPU JABAR LAKUKAN WEBINAR

Bandung, jabar.kpu.go.id – Isu gender selalu menjadi perbincangan seru dalam kehidupan sosial dan politik. Irma Riyani, P.hD dan Dr. Istianah, dua perempuan yang berkarir dalam dunia sosial dan politik itu membahas isu gender dalam webinar yang bertajuk pemikiran Nawal El Saadawi dan kesadaran gender dalam pemilu/pemilihan (26/03/21).

Pada pembukaan webinar itu, Nuni Nurbayani sebagai moderator memandu jalannya webinar itu dengan antusias. Sebab narasumber yang mengisi acara itu merupakan pemerhati gender dan praktisi pemilu/pemilihan. Sehingga, sudah tidak diragukan lagi kredibilitas mereka. Kemudian, dalam setelah pembukaan acara, sebagai narasumber memperkenalkan siapa itu Nawal El Saadawi.

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Idham Holik yang memberikan kata pembuka, memaparkan perjalanan dan perjuangan Nawal di ranah politik. Kontribusi pemikiran wanita asal Mesir itu sangat merubah perspektif kemajuan perempuan. Nawal rela mengorbankan karir sebagai seorang dokter untuk memperjuangkan hak perempuan, karena menulis buku pertamanya yang berjudul woman and sex. Idham juga menuturkan peran pemikiran Nawal dapat meningkatkan kesadaran gender. Oleh sebab itu, topik mengenai pemikiran Nawal El Saadawi ini diangkat dalam webinar yang dihadiri oleh beberapa Ketua dan Anggota KPU, serta jajaran sekertariat KPU Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, tidak hanya itu peserta dari kalangan umum juga ikut serta pada acara itu.

Irma pada kesempatan mejelaskan materi, ia mengemukakan bahwa pemikiran Nawal El Saadawi sangat berdampak pada cara pandang perempuan, artinya kemajuan feminisme bagi kehidupan sosial dan politik berkembang. Tidak hanya itu, ia juga mengungkap problematika besar bagi seorang perempuan adalah budaya patriarki.

“Perempuan seakan terkukung dengan budaya patriarki, belum lagi banyak steorotip negatif terhadap perempuan yang melekat, lalu berdampak pada kehidupan sosialnya.” tutur Dosen UIN SGD ini.

Pemaparan Irma juga senada dengan Istianah, perempuan yang aktif dalam sebagai penyelenggara Pemilihan ini berpendapat bahwa budaya patriarki dan stereotip negatif terhadap perempuan berdampak pada partisipasi perempuan dalam politik. Faktanya, tingkat partisipasi perempuan dalam legislatif masih sangat rendah.

“Tingkat partisipasi perempuan masih rendah, maka upaya yang harus dilakukan adalah memulai dengan merubah cara pandang perempuan terhadap politik dan meningkatkan rasa keinginan perempuan ikut berkontestasi setara dengan kandidat laki-laki.” kata Anggota KPU Kabupaten Tasikmalaya itu.

Alur diskusi dalam webinar tersebut cukup menarik bagi peserta. Pada kesempatan terakhir dalam sesi itu, kembali Idham Holik memberikan pemahaman dan harapannya atas dipelajarinya kisah Nawal El Saadawi. Perjuangan Nawal atas HAM untuk perempuan sebagai stimulus cara pandang yang harus dirubah perempuan dalam politik.

“Dengan mempelajari kisah Nawal El Saadawi, saya berharap perempuan masa kini dapat meningkatkan kesadaran, mengikuti kontestasi politik saat pemilu atau pemilihan sebuah dari wujud bahwa perempuan juga bisa setara dengan laki-laki dan mengahapus semua stereotipe negatif terhadap mereka.” jelas Idham sambil menutup acara dan mengucapkan juga terima kasih atas semua partisipasi peserta dan panitia yang telah menyukseskan webinar menarik itu. (tekmas KPU Jabar : Siho/ed.Dien)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 436 Kali.