Dari Evaluasi Menuju Evolusi Demokrasi

Oleh: Eko Iswantoro
(Sekretaris KPU Provinsi Jawa Barat)

 

Rapat Evaluasi Nasional Pelaksanaan Pemilihan Serentak Tahun 2024 bukan sekadar forum laporan atau rekapitulasi tahapan, melainkan ruang refleksi kolektif untuk menata arah baru penyelenggaraan pemilihan di Indonesia. Sebagai tuan rumah kegiatan ini, KPU Provinsi Jawa Barat merasa terhormat menjadi tempat perjumpaan gagasan dan pembelajaran lintas provinsi dalam merumuskan ulang tata kelola demokrasi kita.

Pemilihan Serentak 2024 adalah momentum historis: kompleksitas logistik yang belum pernah terjadi sebelumnya, konvergensi tahapan legislatif dan eksekutif, serta ujian integritas di tengah derasnya arus disinformasi digital. Dari 38 KPU Provinsi, muncul benang merah yang sama: keberhasilan teknis tidak otomatis berbanding lurus dengan kematangan kelembagaan. Maka, “evaluasi” di sini harus dibaca sebagai “evolusi” — transformasi dari sekadar penyelenggara teknis menjadi institusi pembelajar yang tangguh, adaptif, dan berintegritas.

Beberapa isu strategis yang terangkat mempertegas hal itu:
(1) Manajemen SDM penyelenggara yang perlu beranjak dari pendekatan administratif ke arah manajemen talenta berbasis kompetensi dan nilai;
(2) Transformasi digital yang harus diimbangi dengan literasi etik dan keamanan data;
(3) Penguatan tata kelola logistik dan pengadaan, agar efisiensi tidak mengorbankan akuntabilitas;
(4) Perlindungan terhadap penyelenggara dan pemilih rentan, termasuk perspektif gender, disabilitas, dan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kerja.

Kegiatan ini mempertemukan perspektif lintas kementerian, lembaga, dan pakar, yang menegaskan bahwa pemilu tidak bisa hanya diukur dengan angka partisipasi, tetapi juga oleh kualitas interaksi sosial, keadilan prosedural, dan ketahanan sistem terhadap tekanan politik maupun teknologi. Dalam hal ini, Jawa Barat belajar bahwa kolaborasi antarlembaga bukan sekadar formalitas, melainkan prasyarat untuk memastikan demokrasi yang inklusif dan aman bagi semua.

Bandung menjadi saksi bahwa penyelenggara pemilu sedang berproses menuju kesadaran baru: menjaga suara rakyat bukan hanya soal logistik dan rekapitulasi, tetapi tentang membangun ekosistem integritas. Dari ruang-ruang diskusi hingga komitmen nyata di lapangan, semangatnya satu — menata demokrasi dengan nurani.

Dari Bandung kita belajar, evaluasi yang jujur bukan tanda kelemahan, melainkan langkah pertama menuju keunggulan. Dan jika Pemilihan Serentak 2024 adalah ujian ketahanan sistem, maka hasilnya menunjukkan bahwa KPU, dengan segala tantangan dan kekurangannya, tetap berdiri tegak — bukan karena sempurna, tetapi karena terus belajar.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 510 Kali.