SOSIALISASI PILKADA BERSAMA FABEM, KPU JABAR AJAK PEMUDA AKTIF BERDEMOKRASI
BANDUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat bekerja sama dengan FABEM Jabar menggelar sosialisasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Bookstore lantai 3 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Rabu (30/10/2024).
Mengusung tema “Peran Aktif Pemuda dalam Demokrasi,” acara ini dihadiri oleh 50 mahasiswa yang tergabung dalam FABEM Jabar dengan harapan meningkatkan pemahaman politik dan keterlibatan pemuda dalam proses demokrasi.
Kepala Sub Bagian Hukum KPU Jabar, Hassanudin Ismail mengapresiasi kolaborasi dengan FABEM dalam upaya memberikan pendidikan pemilih di kalangan mahasiswa.
“Kami berterima kasih kepada FABEM atas kerja sama ini. Pendidikan pemilih sangat penting mengingat jumlah pemilih di Jawa Barat yang besar," ucap Hassanudin
"Kami berharap, melalui sosialisasi ini, mahasiswa dapat menjadi pemilih yang cerdas, memahami hak pilihnya, dan turut berperan aktif dalam menyukseskan proses Pilkada,” tambahnya.
Ketua Pelaksana, Muhammad Rival Ananda menekankan peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan yang harus proaktif dalam proses politik.
“Mahasiswa adalah tulang punggung demokrasi dan sebagai generasi penerus, peran kita dalam politik harus lebih masif. Sosialisasi ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya partisipasi dalam proses politik dan pemilihan pemimpin daerah, kata Rival.
Rival kembali mengingatkan bahwa pemuda, khususnya mahasiswa, adalah tulang punggung demokrasi. Ia menyebutkan bahwa dalam pemilu kali ini, 55% pemilih berasal dari kalangan muda, sehingga penting bagi mereka untuk memahami dan menggunakan hak pilih dengan
bijak.
“Kita sebagai pemuda harus kritis dalam memilih, bukan hanya terbawa arus sensasi kampanye. Ini saatnya pemuda bangkit sebagai garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai demokrasi,” ungkapnya.
Rival juga mengingatkan pentingnya pemahaman akan visi dan misi para calon pemimpin.
“Pemuda harus mampu mengkritisi program para calon pemimpin. Jangan hanya percaya pada isu-isu sensasional. Pilkada ini adalah momen bagi kita memperjuangkan demokrasi melalui pemilihan yang cerdas,” tandasnya.
Sementara itu, pemerhati pemilu, Budi Tresnayadi menjelaskan terkait sejarah pelaksanaan Pilkada di Indonesia serta mengajak mahasiswa untuk memahami pentingnya memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak, visi, dan misi yang baik.
“Sejak masa Presiden SBY, pemilihan kepala daerah sempat tidak dilakukan langsung oleh rakyat. Kini, kita kembali pada Pilkada serentak, sebuah sistem yang menjaga stabilitas politik. Tugas kita adalah mengawal proses ini agar melahirkan pemimpin yang berintegritas,” jelas Budi.
Budi juga menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa sebagai pengawal demokrasi yang dapat berkontribusi dalam pengawasan jalannya pemilihan.
“Mahasiswa sebagai kaum terpelajar diharapkan tidak hanya memilih, tetapi juga aktif terlibat dalam pengawasan. Pemilihan yang berdaulat akan menghasilkan pemimpin yang kuat dan berkomitmen pada visi dan misi yang disampaikan saat kampanye,” tandasnya.